Jumat, 26 Desember 2014

Fakta Dibalik Bunga Mawar Hitam

bunga mawar hitam
Mawar merupakan salah satu jenis tanaman bunga hias yang mempunyai batang berduri. Selama ini mawar juga dikenal sebagai ratu bunga yang melambangkan kehidupan suatu peradaban manusia. Tanaman mawar berasal dari dataran Eropa Timur, yang kemudian berkembang ke dataran Cina dan Timur Tengah. Setelah itu, perkembangannya sangat pesat dan kemudian menyebar luas ke daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan daerah panas (tropis).

Salah satu jenis bunga mawar yang cukup populer adalah bunga mawar hitam. Para peminat bunga yang satu ini ternyata sangat banyak, mereka umumnya menyukainya karena terbilang cukup unik dari jenis mawar lainnya. Disamping unik, ada beberapa orang tertentu yang memanfaatkan bunga mawar hitam untuk tujuan-tujuan tertentu.

Di antara berbagai jenis bunga mawar, boleh jadi saat ini keberadaan jenis bunga mawar hitam adalah yang paling langka dibandingkan jenis bunga mawar lainnya. Keberadaan bunga mawar hitam selama ini identik dengan ilmu hitam atau digunakan untuk bahan sesaji dalam ritual-ritual tertentu, dan ancaman kematian atau pembunuhan. Selain itu penggunaan bunga mawar hitam juga melambangkan perpisahan, akhir dari suatu hubungan, atau berakhirnya suatu kerjasama. Bunga mawar hitam hanya ditemukan di pedalaman hutan-hutan belantara yang bersuhu sejuk dengan curah hujan tinggi. Biasanya tanaman mawar hitam tumbuh sebagai parasit dengan menempel pada batang atau akar pohon berukuran besar. Namun, apa yang telah kita kenal selama ini sebagai bunga mawar hitam tidak lain adalah jenis dari bunga mawar merah yang mempunyai intensitas warna merah yang sangat banyak atau pekat. Kepekatan warna merah dari jenis bunga mawar merah tersebut disebabkan oleh kandungan pigmen antosianin dan senyawa flavonoid yang sangat tinggi. banyak penyebab yang menjadikan jenis bunga mawar merah tersebut memiliki kepekatan warna yang tinggi sehingga terlihat seperti sebuah bunga mawar hitam. Di antaranya, varian atau spesies jenis bunga, cuaca, sinar matahari, kandungan substrat tempat tumbuh, dan kelainan genetik.

Habitat bunga mawar hitam banyak ditemukan di pedalaman hutan yang sedkit mendapat sinar matahari, cuaca di lingkungan hutan yang sering hujan dan bersuhu dingin. Hal ini karena dengan sedikit intensitas dari cahaya matahari yang menyinari tanaman mawar merah akan membuat penumpukan terhadap kadar antosianin menjadi banyak sehingga tidak terurai atau teroksidasi. Begitu juga pengaruhnya dengan cuaca, seperti udara dingin. Udara dingin akan membuat reaksi metabolisme atau penguraian senyawa pigmen oleh enzim tanaman menjadi lambat sehingga warna yang dihasilkan tidak menjadi cepat rusak. Oleh karena itu, mengapa tanaman bunga mawar hitam hanya ditemukan di daerah tersebut. Namun demikian, para peneliti tanaman juga sangat antusias meneliti kemungkinan pengembangan varietas baru bunga mawar hitam dari penyilangan jenis-jenis mawar tertentu. Jadi, suatu hari nanti kita dapat melihat varietas baru murni jenis tanaman bunga mawar hitamyang dapat dibeli di toko-toko tanaman bunga. 


selamat membaca,,,,,

Kerajaan Kutai Kartanegara

KERAJAAN ISLAM KUTAI
E.  Awal Berdirinya Kerajaan Kutai Islam (Kertanegara)
Kerajaan Kutai islam dikenal juga dengan kerajaan Kertanegara ing Martadipura yang berdiri setelah peperangan besar dengan kerajaan Kutai Martapura di Muara Kaman kira-kira tahun 1605 M, dengan terjadinya peprangan tersebut penyatuan antara kedua kerajaan tersebut terjadi setelah kerajaan Kutai Martapura mengalami kekalahan. Kerajaan ini berdiri pada awal abad ke-13 di tepian batu atau Kutai lama, yaitu daerah yang dekat dengan Samarinda sekarang, pemilihan lokasi ini lebih disebabkan karena kutai lama adalah sebuah daerah yang dilalui oleh sungai Mahakam yang juga berfungsi sebagai jalur perdagangan serta terkenal akan kesuburan tanah yang cocok untuk iklim pertanian. Dengan rajanya yang pertama yaitu Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325) (Soetoen 1975 : 57).
 Kedaton_kutai_kartanegara
Kedaton Kutai Kartanegara
Meninjau ulang kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) didirikan oleh pembesar kerajaan Campa (Kamboja) bernama Kudungga, yang selanjutnya menurunkan Raja Asmawarman, Raja Mulawarman, sampai 27 (dua puluh tujuh) generasi Kerajaan Kutai Mulawarman yaitu sebagai berikut: Kudungga, Asmawarman, Mulawarman, Sri Warman, Mara Wijaya Warman, Gayayana Warman, Wijaya Tungga Warman, Jaya Naga Warman, Nala Singa Warman, Nala Perana Warmana Dewa, Galingga Warman Dewa, Indara Warman Dewa, Sangga Wirama Dewa, Singa Wargala Warmana Dewa, Candra Warmana, Prabu Mulia Tungga Dewa, Nala Indra Dewa, Indra Mulia Warmana Tungga, Srilangka Dewa, Guna Perana Tungga, Wijaya Warman, Indra Mulia, Sri Aji Dewa, Mulia Putera, Nala Pendita, Indra Paruta Dewa, dan Darma Setia.
Sementara itu pada abad XIII di muara Sungai Mahakam berdiri Kerajaan bercorak Hindu Jawa yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara yang didirikan oleh salah seorang pembesar dari Kerajaan Singasari yang bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar Aji Batara Agung Dewa Sakti dan beristerikan Putri Karang Melenu sehingga kemudian menurunkan putera bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.
Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII dengan pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira yang mempersunting Putri Indra Perwati Dewi yaitu seorang puteri dari Guna Perana Tungga salah satu Dinasti Raja Mulawarman (Martadipura), tetapi tidak berhasil menyatukan kedua kerajaan tersebut. Baru pada abad XVI melalui perang besar antara kerajaan Kutai Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing dengan Kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) pada masa pemerintahan Raja Darma Setia.
Dalam pertempuran tersebut Raja Darma Setia mengalami kekalahan dan gugur di tangan Raja Kutai Kertanegara Aji Pangeran Sinum Panji, yang kemudian berhasil menyatukan kedua kerajaan Kutai Tersebut sehingga wilayahnya menjadi sangat luas dan nama kerajaannyapun berubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura yang kemudian menurunkan Dinasti Raja-raja Kutai Kertanegara sampai sekarang.
Menurut silsilah (Raja-raja dalam negeri) Kutai (Kertanegara), bahwa cikal bakal kerajaan Kutai Kertanegara ialah: Aji Batara agung Dewa Sakti, ditinjau dari segi mitosnya bahwa beliau turun dari langit dan memiliki kesaktian membawa sebuah telur dan sebuah keris yang bernama keris Burit Kang. Aji Batara Agung kawin dengan Putri Karang Melenu yang lahir dari buih Sungai Mahakam, dengan segala kebesaran duduk di atas gong yang di angkat oleh Lembu Suana yang berdiri di atas kepala naga besar. Tangan kanan memegang emas dan tangan kiri telur ayam.
Kita dapat mengetahui bahwa pada masa akhir kerajaan Kutai Martapura terjadi suatu pemberontakan-pemberontakan, baik yang dilakukan oleh keluarga raja sendiri maupun pihak luar disebabkan melemahnya keuatan dalam segala aspek pemerintahan seningga dinilai tidak lagi dapat menjalankan pemerintahan dengan baik. Jadi hal ini perlu suatu revisi, baik dari raja, sistemnya, serta mungkin agamanya yang menjadi anutan para penguasa raja Hindu-Buddha khususnya Kerajaan Kutai. Hal itu mungkin dapat memicu terjadinya suatu peperangan yang terjadi antara Kerajaan Kutai Martapura dan Kerajaan Kutai Kartanegara.
Pada masa ini kerajaan Kutai Kartanegara belum terjadi suatu perubahan yang sangat mencolok, artinya disaat pemerintahan Aji Batara Agung Dewa Sakti keadaan pemerintahan masih seperti raja kerajaan Kutai Martapura karna masih awal perkembangannya dan juga masih beragama Hindu cumin letak kerajaannya yang berbeda
F. Sistem Pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara
Dalam system ini Sultan/raja membawahi mangkubumi, jabatan yang biasanya dipegang oleh keluarga dekat raja/sultan misalnya paman. Tugas mangkubumi mewakili raja dalam sebuah acara apabila raja berhalangan hadir dan memangku jabatan raja untuk menggantikan kedudukan  putra mahkota apabila putra mahkota tersebut belum berumur 21 tahun dan ini tercantum dalam Undang-Undang pasal 9 (soeton 1975 : 54).
Kedudukan di bawah raja yang setara dengan Mangkubumi adalah majelis orang-orang besar arif dan bijaksana. Majelis berisi kaum bangsawan dan rakyat biasa yang mengerti adat-istiada Kutai, majelis ini bertugas membuat rancangan peraturan dan di ajukan pada raja. Apabila peraturan tersebut disetujui maka akan di berlakukan kepada seluruh rakyat Kutai Kartanegara ing Martadipura dan ini juga disebut “adat yang diadatkan”.
Menteri berkedudukan dibawah raja dan bertugas sebagai mediator antara raja dan mangkubumi dengan rakyat, punggawa, dan petinggi (Kepala Kampung). Menteri diangkat dari keluarga dekat raja atau keturunan bangsawan, kedudukan dan fungsi menteri diatur dalam Undang-Undang kerajaan yang dikenal dengann “Panji salaten”. Tugas dari menteri ini adalah menjalankan perintah raja dan mangkubumi, memberikan nasehat kepada raja ketika menjalankan hokum dan adat bersama senopati, dan punggawa agar hokum berjalan dengan baiak, menghukum gantung hulubalang dan senopati yang berkhianat pada kerajaan, menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, dan menyanggah pendapat rakyat yang zalim dan berbuat sewenang-wenang.
Senopati kedudukannya berada di bawah menteri dan bertugas menjaga keamanan dan ketentraman kerajaan, menjalankan perintah raja, mangkubumi, menteri, dan pelaksana acara adat.
Punggawa merupakan ketua dalam sebuah perkampungan dan berada dibawah menteri dan sejajar dengan senopati, akan tetapi punggawa lah yang berhubungan langsung dengan rakyat jadi hubungannya dekat dengan meneri.
Sedangkan kedudukan paling bawah dalam pemerintahan adalah jabatan petinggi atau kepala kampung, dan diangkat berdasarkan jasa terhadap kerajaan dan berlaku pada kaum biasa, dan kedudukan berada di bawah punggawa, serta sebagai penyambung inspirasi rakyat untuk disampaikan kepada punggawa dan di atasnya.

G. Berakhirnya Kesultanan Kutai Kartanegara
Pada masa Aji Muhammad Parkesit (1920-1960). Pada masa selanjutnya, kekuasaan politik dan ekonomi Kesultanan secara berangsur-angsur dan sistematis dipangkas oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan Pendudukan Jepang melalui serangkaian perjanjian, pemberian hak monopoli dagang, maupun pemberian hak penarikan pajak dan cukai.  Demikian pula pada masa kemerdekaan RI, kedudukan Kutai Kartanegara turun tingkatannya atau hilang sama sekali, secara bertahap dari kesultanan menjadi Daerah Istimewa, lalu sebagai Daerah Swapraja, dan akhirnya sebagai Kabupaten dengan wilayah yang lebih sempit dari pada sebelumnya.Sultan beserta keturunan tak secara otomatis menjadi kepala pemerintahan yang turun-temurun.
Pada tanggal 27 Desember 1949, Dewan Kesultanan tergabung ke dalam Republik Indonesia Serikat. Lalu pada tahun 1953, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai melalui UU Darurat No.3 Th.1953 menjadi daerah otonomi tingkat kabupaten.
Berdasarkan UU No. 27 tahun 1959 tentang “Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Kalimantan”, wilayah Daerah Istimewa Kutai dipecah menjadi 3 Daerah Tingkat II, yaitu:
1. Daerah Tingkat II Kutai dengan ibukota Tenggarong
2. Kotapraja Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
3. Kotapraja Samarinda dengan ibukota Samarinda.
 COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Sultan_Ali_Muhammad_Parikesit_en_Aji_Pangeran_Ratu_lopen_de_assistent-resident_tegemoet_bij_de_overdracht_van_het_nieuwe_paleis_van_de_sultan_te_Tanggarong_Borneo_TMnr_10001600
Aji Muhammad Parikesit
Pada tanggal 20 Januari 1960, APT Pranoto selaku Gubernur Kalimantan Timur, atas nama Menteri Dalam Negeri melantik ketiga kepala Daerah Tingkat II, salah satunya adalah Aji Raden Padmo sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai. Sehari kemudian, 21 Januari 1960, bertempat di Balairung Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura di Tenggarong, diadakan Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai. Inti dari acara ini adalah serah terima pemerintahan dari Kepala Kepala Daerah Istimewa Kutai, Sultan Aji Muhammad Parikesit kepada Aji Raden Padmo sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai, Kapten Soedjono (Walikota Samarinda), dan A.R. Sayid Mohammad (Walikota Balikpapan). Dengan serah terima pemerintahan tersebut berarti Pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara dibawah Aji Sultan Muhammad Parikesit berakhir.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan berakhirnya kekuasaan kerajaan Kutai Kertanegara, diantaranya yaitu:
  • Sedikit Sekali Adanya Usaha  Kerajaan untuk Mengadakan Integrasi dengan Masyarakat
Raja yang tadinya dihormati dan dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai tempat mengadukan nasib malang dirinya, yang dianggap sebagai juru penyelamat dan menjamin kesejahteraan rakyat, namun tidak dapat berbuat apa-apa stelah mendapat tekanan dari pihak Kolonial Belanda. Padahal hasil yang diterima oleh kerajaan masih cukup besar.
Tetapi semua hasil yang diperoleh kerajaan, sepenuhnya hanya dipergunakan untuk menyelenggarakan kesejahteraan pribadi raja beserta seluruh keluarganya saja. Tiap-tiap tahun diadakan ramaian erau untuk menyanjung kemegahan keluarga raja-raja Kutai. Kenyataan tersebut terbanding terbalik dengan keadaan rakyat Kutai sendiri, dimana rakyat jelata tetap melarat dan nasibnya kurang diperhatikan. Kenyataan yang diterima oleh rakyat ini menimbulkan ketidaksenangan terhadap sultannya yang dianggap tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan tidak berniat untuk mengubah nasib rakyatnya.
  • Adanya Tuntutan yang gigih dari Rakyat Kutai Sendiri untuk Menhapuskan Swapraja
Faktor ini timbul akibat adanya perbedaan sosial yang mencolok, antara kehidupan raja serta keluarganya yang mewah di satu pihak, dan kehidupan rakyat yang melarat di lain pihak. Sehingga rakyat Kutai sendiri merasakan bahwa tidak ada gunanya menyongkong kelangsungan hidup kerajaan yang tidak membawa keuntungan apa-apa bagi rakyat. Selain itu, pada umumnya rakyat Kutai sendiri sangat bersimpati terhadap Republik Indonesia.
H. Dihidupkannya Kembali Kesultanan Kutai Kertanegara

Ada upaya kembali dari Bupati Kartanegara, Syaukani, Syaukani Hasan Rais, Untuk kembali menghidupkan Kesultana Kutai Kartanegara pada era reformasi. Upaya ini dimulai tepatnya pada tahun 1999. Upaya ini ditempuh dengan alas an untuk membangun pariwisata dan menjaga cagar budaya.
Upaya tersebut menunai hasil pada tahun 2001, ketika Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Abdurrahman Wahid mengizinkan dan mengakui pendirian kembali Kesultanan Kartanegara ing Martadipura yang ditandai dengan pengangkatan Putra Mahkota, H. Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat diangkat sebagai sultan di Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar sulatan Haji Aji Muhammad Salehuddin II.
Silsilah Sultan Kartanegara:
  • Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325)
  • Aji Batara Agung Paduka Nira (1325-1360)
  • Aji Maharaja Sultan (1360-1420)
  • Aji Raja Mandarsyah (1420-1475)
  • Aji Pangeran Tumenggung Bayabaya (1475-1545)
  • Aji Raja Mahkota Mulia Alam (1545-1610)
  • Aji Dilanggar (1610-1635)
  • Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura (1635-1650)
  • Aji pangeran Dipati Agung ing Martapura (1650-1665)
  • Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura (1665-1686)
  • Aji Ragi Gelar Ratu Agung (1686-1700)
  • Aji Pangeran Dipati Tua (1700-1710)
  • Aji Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura (1710-1735)
  • Aji Muhammad Idris (1735-1778)
  • Aji Muhammad Aliyeddin (1778-1780)
  • Aji Muhammad Muslihuddin (1780-1816)
  • Aji Muhammad Salehuddin (1816-1845)
  • Aji Muhammad Sulaiman (1850-1899)
  • Aji Muhammad Alimuddin (1899-1910)
  • Aji Muhammad Parikesit (1920-1960)
  • Haji Aji Muhammad Salehuddin (1999-sekarang)
Dalam Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, gelar kebangsawanan yang digunakan oleh keluarga kerajaan adalah Aji. Gelar Aji diletakkan didepan nama anggota keluarga kerajaan. Dalam gelar kebangsawanan Kutai Kartanegara dikenal penggunaan gelar sebagai berikut:
  • Aji Sultan
    Digunakan untuk penyebutan nama Sultan bagi kerabat kerajaan
  • Aji Ratu
    Gelar yang diberikan bagi permaisuri Sultan
  • Aji Pangeran
    Gelar bagi putera Sultan.
  • Aji Puteri
    Gelar bagi puteri Sultan. Gelar Aji Puteri setara dengan Aji Pangeran.
  • Aji Raden
    Gelar yang setingkat diatas Aji Bambang.
Gelar ini diberikan oleh Sultan hanya kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji Bambang.
  • Aji Bambang
    Gelar yang setingkat lebih tinggi dari Aji.
Gelar ini hanya dapat diberikan oleh Sultan kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji saja.
  • Aji
    Gelar bagi keturunan bangsawan Kutai. Gelar Aji hanya dapat diturunkan oleh pria bangsawan Kutai.
Wanita Aji yang menikah dengan pria biasa tidak dapat menurunkan gelar Aji kepada anak-anaknya
Jika pria Aji menikah dengan wanita dari kalangan bangsawan Kutai sendiri atau dari kalangan rakyat biasa maupun suku lain, maka putra-putrinya berhak menyandang gelar Aji. Namun jika wanita Aji menikah dengan pria yang bukan keturunan bangsawan Kutai, maka putra-putrinya tidak dapat memperoleh gelar Aji, kecuali jika wanita Aji tersebut menikah dengan bangsawan keturunan Arab (Sayid).
Jika wanita Aji menikah dengan keturunan Arab (Sayid), maka putra-putrinya memperoleh gelar sebagai berikut:
  • Aji Sayid
    Gelar ini diturunkan kepada putera dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.
  • Aji Syarifah
    Gelar ini diturunkan kepada puteri dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.
Gelar Aji Sayid maupun Aji Syarifah tetap setara dengan gelar Aji biasa. Artinya gelar ini tetap dibawah Aji Bambang maupun Aji Raden.

Sabtu, 20 Desember 2014

Misteri Masjid Dengan Lubang Menuju Ke Mekkah

Masjid Agung Keraton Buton di Sulawesi Tenggara, merupakan peninggalan Kerajaan Islam Buton. Masjid ini punya kisah mengenai 'lubang yang menuju Mekkah'. Penasaran?
Misteri Masjid Dengan Lubang Menuju ke Mekkah
Masjid Agung Keraton Buton juga dikenal sebagai Masjid Agung Wolio. Masjid ini berada di Kota Bau-bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Bila melihat sekilas, masjid ini tampak biasa saja. Dengan bentuk persegi panjang, masjid tertua di Sulawesi Tenggara ini memiliki arsitektur yang sederhana. Tidak seperti Masjid Istiqlal di Jakarta atau Masjid Dian Al Mahri (Kubah Emas) yang memiliki bentuk bangunan yang megah. 

Masjid yang sudah mengalami pemugaran sejak pemerintahan Sultan Buton ke-37 pada tahun 1930 ini memiliki 12 pintu di keempat sisinya dan 12 jendela di bagian atas. Maksud dari jumlah pintu dan jendela tersebut adalah menyesuaikan dengan jumlah pintu pada Benteng Wolio yang juga berjumlah 12. 


Ya, dari luar masjid ini memang terlihat biasa saja. Namun, bila Anda masuk ke dalamnya ada yang mencengankan dan membuat mulut Anda mengucap " Subhanallah". Seperti dilansir dari situs resmi Pariwista Indonesia, di dalam masjid agung ini terdapat pusena (pusatnya bumi) yang konon kisahnya sering terdengar suara azan dari Mekkah, Arab Saudi. Pusena ini berbentuk lubang yang berada tepat di belakang Mihrab.


Masyarakat sekitar mempercayai kalau bekas kompleks Kesultanan Buton ini berada di atas pusat bumi. Lubang yang berada di dalam masjid ini pun dipercayai mereka sebagai gua bawah tanah yang bisa langsung "Menuju ke Mekkah". Selain, dianggap sebagai "Pintu Mekkah", lubang tersebut juga memiliki mitos lainnya. Konon, bila melongok ke dalam lubang pusena, Anda bisa melhat orang tua atau kerabat yang sudah lebih dahulu menghadap Sang Khalik. Masjid Agung Keraton Buton cocok untuk destinasi wisata ziarah Anda dalam Ramadan kali ini. Mampirlah jika Anda melakukan traveling ke Kota Bau-bau, Pulau Buton, Sultra.


copas dari sumber terpercaya...
selamat membaca....

Sabtu, 13 Desember 2014

       selamat pagi semua intuk para bloogers........
kali kayaknya aku akan posting sedikit tentang wanita. Ya,,,,tentu saja wanita sering kali merasa ada yang kurang pada dirinya.Sehingga sebisa mungkin mereka melakukan berbagai macam cara agar terlihat tampil perfect di depan umum. Misalnya, dengan cara berpakaian modern,make up,postur tubuh, serta cara berjalan mereka pun di atur sedemikian rupa agar tampil anggun.
     Ada yang wanita jika di bandingkan dengan pria wanita lebih mahal biaya nya. mengapa?
Contonya.... wanita pergi kesalon,, dengan mempermak semua yang ada pada dirinya mulai dari rambut hingga ujung kaki,,,,,,dan itu memakan biaya yang cukup besar minimal Rp.500.000,-.
Jika di bandingkan dengan pria, mereka hanya cukup menghabiskan dana minimal Rp.20.000,- mereka langsung tampil beda dan yaaaa...agak sedikit ganteng kaallee yaaa,,,
Dilihat dari segi perbedaan tersebut,,membuktikan wanita itu lebih membutuhkan perawatan yang lebih banyak di bandingkan pria.
Contoh kedua.... ketika pria dan wanita mengadakan suatu pertemuan...disinilah kadang membuat beberapa pria jenuh menunggu. ketika mereka mulai bersiap siap...kemungkinan pria hanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit.Sedangkan wanita cenderung lebih lama karena mereka berupaya agar tampil maksimal di depan pasangannya.

     Naaahhhh....para ladies ada gak yang dandannya lamaa,,, aku juga kadang gitu kok...xixixi...               jadi pada intinya wanita memang cenderung tidak PD terhadap ap yang kurang terhadap diriya dan sebisa mungkin tampil sempurna di depan pasangannya.

     Sekian dulu ya posting aku,,semoga terhibur dengan posting aku yang gak menghibur sama sekali. hehehe....


Thanks......

Jumat, 12 Desember 2014

Ceritaku......


        Hai...... met pagi semua,,,, salam kenal dari aku ya,,,hihihi.....
ini adalah blog pertama aku...hehehe maklum dari dulu pengen buat blog ,tapi baru kesampean sekarang,,,,soalnya mualleessssnya itu lho,,,hhaha...

em....sbenarnya sih hari ini aku bngung pengen nulis apa.tadinya sih pengen curhat,,,tapi masa langsung curhat sih,,heheh....
ok dech,,untuk permulaan sekian dulu ya,,nantikan ceritaku selanjutnya....

thanks so much,,,has been read my pos,,,,byeeee....